Minggu, 18 November 2018

Kenaikan Bunga BI brexit Bantu Rupiah Menguat

Kurs atau nilai tukar mata uang terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) hingga saat ini terus menguat terhitung pada jumat 16 November 2018 lalu rupiah pada kisaran 14.571 per Dolar AS atau menguat 93,50 poin atau 0,64 persen .
Menggapai penguatan rupiah ini ekonomi dari industri Institute for Development and Finance (INDEF) Bhima Yudhistra menyebut ada beberapa indikatordalam dan luar negeri yang membuat mata uang Garuda tetep terjaga .


Kebijakan BI naikkan Suku bunga acuan 26bps (basis poin) jadi 6 persen diapresiasi pasar,itu menunjukan bahwa BI sangat pre emptives terhadap rencana naiknya Fede rate bulan Desember nanti,seperti diketahui bank sentral negara memutuskan untuk menaikan BI- Day Reverse Repo Rate atau suku bungaacuan sebesar 25 bps menjadi 6 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) 14-15 November 2018,tercatat sepanjang tahun ini BI telah menaikan suku bunga acuan sebanyak 175 bps .
Adapun indikator luar yang turut menyebabkan nilai tukar rupiah menguat,dan penurunan harga minyak dunia yakni menjadi USD 70 per barel,Dari faktor global adalah tren penurunah harga minyak dibawah USD 70 per bareluntuk acuanBrent,bagi Indonesia yang mengandalkan impor minyak ,ini kabar gembira karena inflasi bisa ditekan .
Faktor global lain yang membuat rupiah makin perkasa inilah keputusan beberapapejabat inggris termasuk Menteri British Exit (Brexit) Dominic Raab yang mengundurkan diri anggota parlemen,kejadian ini secara tak langsung menurut akan turut mendorong investor Eropa kembali bergairah untuk menanamkan modal di Indonesia .
Proses Brexit dengan mundurnya beberapa menteri kabinet Theresa May juga positif untuk rupiah,Dana asing dari Eropa kembali masuk ke Indonesia .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Night Mode